OKTOBER
Oktober
dalalah bulan mulia
Bulan dimana resolusi jihad dikumandangkan
Tepat dua puluh dua oktober tahun empat lima
Resolusi jihad telah berkobar didada
Dua puluh dua hari dimana semangat umat Islam bergelora
Seruan resolusi jihad K.H. Hasyim Asy’ari mengema diudara
Mengema mengambil alih tanah jajahan Jepang tanah kita
Perang Dunia II menyisakan malapetaka
Hari ini hari peringatan sejarah seruan jihad nusantara
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya santri nusantara
Jayalah bangsa ku jayalah negriku nusantra
Merdeka
(Sai)
Pagi yang cerah beriring awan putih yang suci mengiringi
langkah para santri untuk menuju kemedan perang peringatan resolusi jihad.
Dimana tempat itu adalah lapangan upacara. Sungguh indah hari ini terlihat dari
raut wajah mereka yang memiliki semangat juang berapi-api tinggi. Mereka antusias
dalam memperingati hari bersejarah khususnya bagi kaum santri dan masyarakat
pada umumnya. Hari Ini, 22 Oktober 2020, adalah peringatan Hari Santri Nasional
(HSN) yang ke-5, setelah ditetapkannya oleh Presiden Joko Widodo pada
tanggal 25 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal Jakarta. Hal tersebut berdasarkan
Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 22 Tahun 2015. Penetapan Kepres Nomor 22
Tahun 2015 dimaksudkan atas pengakuan resmi pemerintah Republik Indonesia atas
peran besar umat Islam dalam berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan
serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Atas dasar itulah
Presiden Joko Widodo menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai peringatan Hari Santri Nasional.
Sejarah Hari Santri tidak terlepas dari peran Pahlawan
Nasional yaitu K.H. Muhammad Hasyim bin Asy’ari bin Abdul Wahid bin Abdul Halim
dalam menyerukan
perintah kepada umat Islam untuk berperang (jihad) melawan tentara Sekutu yang
ingin menjajah kembali wilayah Republik Indonesia pasca-Proklamasi Kemerdekaan.
Sekutu yang dimaksudkan adalah Inggris sebagai pemenang Perang Dunia II untuk
mengambil alih tanah jajahannya Jepang. Sementara itu, di belakang tentara
Inggris ada pasukan Belanda ikut membonceng. Dari hal itulah K.H. Muhammad Hasyim bin Asy’ari bin Abdul Wahid bin Abdul Halim
memutuskan Resolusi Jihad diputuskan dalam rapat para konsul NU Se-Jawa Madura.
Isi dari Resolusi Jihad tersebut diantaranya: (1) kemerdekaan Indonesia wajib
dipertahankan, (2) umat Islam, terutama warga NU, wajib mengangkat senjata
melawan Belanda dan kawan-kawannya yang hendak kembali menjajah Indonesia, (3)
kewajiban tersebut adalah “jihad” yang menjadi kewajiban bagi setiap orang
Islam dalam jarak radius 94 Km (jarak dimana umat Islam dapat melakukan shalat
jama’ & qasar). Sementara itu, bagi mereka yang berada di luar jarak
tersebut, wajib membantu saudara-saudaranya yang berada dalam jarak 94 Km
tersebut.
Hari
Santri Nasional sangat berkaitan erat dengan perisitiwa bersejarah bangsa
Indonesia. Dimana peran ulama-ulama seperti KH Ahmad Dahlan selaku
pendiri Muhammadiyah, A. Hassan dari Persis, Ahmad Soorhati dari Al Irsyad, dan
Abdul Rahman dari Matlaul Anwar yang berkaitan erat dalam melawan bangsa
penjajah. Tokoh-tokoh
diatas adalah sebagian kecil saksi peristiwa bersejarah saat melawan bangsa penjajah
kala itu. Untuk meraih kemerdekaan bangsa Indonesia yang utuh, diperlukan pengorbanan.
Berkat perjuangan para santri dan campur tangan Tuhan Yang Maha Esa untuk
melawan para penjajah tersebut, maka dilakukanlah seruan untuk mencegah dan
menghalangi kembalinya tentara Kolonial Belanda yang mengatasnamakan NICA.
Untuk menangulani masalah tersebut K.H. Muhammad
Hasyim bin Asy’ari bin Abdul Wahid bin Abdul Halim menyerukan
jihad dengan mengatakan bahwa “Membela tanah air dari penjajah hukumnya fardlu
‘ain atau wajib bagi setiap orang.” Seruan tersebut telah membawa pengaruh yang besar bagi rakyat dan santri dalam melakukan perlawanan sengit di
Surabaya.
Banyak santri dan massa yang aktif terlibat dalam
pertempuran penyerangan Markas Bridge 49 Mahratta yang
dipimpin oleh Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby. Perlawanan rakyat dan kalangan santri kemudian
membuat semangat pemuda Surabaya dan Bung Tomo turut terbakar. Atas
dasar membela tanah air dari penjajah hukumnya fardlu ‘ain maka puluhan
ribu kyai dan santri berbondong-bondong terjun kemedan perang melawan Tentara
Sekutu. Sebanyak lima belas ribu Tentara Sekutu dengan persenjataan serba
canggih tak mampu menghadapi pasukan perlawanan dari kyai dan santri. Brigadier
Jenderal A.W.S. Mallaby akhirnya tewas dalam pertempuran yang berlangsung selama
tiga hari berturut-turut, yakni pada tanggal 27, 28, 29 Oktober 1945. Jenderal
tersebut tewas bersama pasukannya sebanyak +/- 2.000 pasukan. Peristiwa
tersebut menyulut kemarahan angkatan perang Inggris, yang akhirnya berujung
pada Peristiwa pertempuran 10 November
1945. Peristiwa
tersebut kemudian diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Pahlawan.
Meskipun penetapan Hari Santri Nasional dilatarbelakangi oleh resolusi jihad yang diserukan oleh K.H. Muhammad Hasyim bin Asy’ari bin Abdul Wahid bin Abdul Halim yang merupakan pendiri Nahdlatul Ulama, tetapi peringatan Hari Santri Nasional tidak dimaksudkan untuk klan tertentu. Peringatan Hari Santri Nasional di negara Indonesia harus difahami sebagai upaya peningkatan akan rasa jiwa nasionalisme dari kalangan umat Islam yang sudah ada sejak zaman penjajahan. Peran umat Islam sendiri pada masa penjajahan dapat dilihat dari banyaknya pahlawan yang gugur demi tegaknya dasar agama Islam yaitu; “Membela tanah air dari penjajah hukumnya fardlu ‘ain atau wajib bagi setiap orang”. Dampak dari resolusi jihad tersebut kanyak para kiyai atau para pemuka agama Islam dan raja-raja Islam yang turun langsung kemedan perang dalam memimpin peperangan melawan para penjajah.
Tulungagung, 22 Oktober 2020
Mantab. Selamat hari Santri
ReplyDelete