Skip to main content

SAYA MAH AMANAH

SAYA MAH AMANAH

        Insyaallah saya amanah. Uang tidak akan saya gunakan untuk ngopi atau beli pulsa. Inilah sebuah inspirasi yang mengungah marwah jiwa yang merana. Dalam kepiluan harus kemana tuk mengapai rasa dalam sebuah kalimat, saat pertemuan tanggung jawab yang diiringin rasa amanah itulah jalan yang harus ditempuh semua insan manusian yang diberi amanah untuk mengelola bumi seisinnya. Amanah memang berat jika dirasa berat dan ringan bila dianggap ringan, namaun sebuah tanggung jawab adalah sebuah misi kepercayaan dimana seorang mempercayakan sesuatu barang yang ia anggap aman, dengan rasa aman itulah seseorang bisa terbukan dengan segala apa yang ia punya dan segalanya yang dirasa ia aman untuk meluapkan sesuatu ucapan, kalimat ataupun barang berharga. 
    Kepercayaan dalam unsur dunia manusia sangat dijunjung tinggi oleh siapapun baik itu anak kecil maupun orang tua dan mungkin hewan pun juga sama. Rasa aman itulah yang menumbuhkan rasa amanah, karena ada rasa saling percaya, itu lah yang menjadikan hubungan selalu dalam keharmonisan dan dari amanah itulah Allah Swt merahmati apa yang telah dikehendaki. Berkat ajaran Rasulullah saw kita bisa menauladani salah satu dari empat sifat sidiq, amanah, tabliq, fathonah. Jika ajaran Rasulullah saw bisa dimunculkan dimuka bumi dan di amalakan sesuai syariat Islam insya'allah makhluk itu hidup dengan penuh kedamaian dan ketenangan batin.

Tulungagung, 15 Juli 2020

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

K.H. Asrori Ibrohim Pendiri Pondok Pesantren Panggung Tulungagung

K.H. Asrori Ibrohim Pendiri Pondok Pesantren Panggung Tulungagung K.H. Asrori Ibrohim adalah salah satu tokoh ulama Tulungagung sekaligus   pendiri   pondok pesantren Panggung Tulungagung, K . H. Asrori Ibrahim seorang ulama’ yang faqih, ‘abid, sederhana ‘alim ‘allamah yang sudah bergelut dengan getir dan pahitnya perjalanan kehidupan. K . H. Asrori Ibrahim terkenal dengan kesabarannya dalam memecahkan sebuah masalah yang dihadapi pada kala waktu itu, K . H. Asrori Ibrahim orangnya suka bersilaturahmi kesantri-santrinya dan masyarakat sekitar. [1] Keagungan seorang kiai yang benar-benar dekat dengan Allah Swt, hingga akhir hayatnya pun akan terus terkenang sepanjang masa dan akan terus terasa hidup bagi mereka yang mencintai dan menyayangi kekasiah Allah Swt. Dalam kitab Baghyatul Mustarsyidin halaman 97, diterangkan bahwa Rasulullah Saw bersabda : Barangsiapa mencatat biografi seorang mukmin maka sama halnya ia menghidupi kembali orang mukmin tadi, barangsiapa ...

KOK DILEMA SIH

 KOK DILEMA SIH      Lama tak jumpa dalam dunia tarian rasanya aneh. Dimana bus patas yang silih berganti selalu berdatangan dihalte. Tapi kenapa ia tak kunjung naik padahal bus itu sudah beberapa jam mangkal di halte untuk menunggu penumpangnya. Memang busnya tak seperti biasanya tapi bisa dinaiki, namun mereka tak mau menaiki dengan berbagai pertimbangan yang seabrek sampai-sampai busnya sudah pergi mungkin sudah berjarak 150 Km. Begitu juga dengan hal menulis.       Dimana mereka pandai menulis namun karena terkendala dengan berbagai aktifitas yang seabrek akhirnya ia memutuskan untuk berhenti sejenak, zona nyaman pun telah menghampiri ia, namun ia resah ia merenung berjam-jam di bawah pohon sambil berguma pada dirinya sendiri "ada apa dengan diri ku ini?, kenapa aku sulit menuangkan ide pada secarik kertas yang putih mulus ini? Ada apa dengan otak ku kenapa tak bisa berfikir seperti waktu itu?.... Hari demi hari telah terlewati sampai pada akh...
  Selamat Hari Kartini Mari Bersama Kita Dorong Semangat Wanita Pesantren (Santri-Santri Putri) Dalam Menghadirkan Ghiroh Perjuangan Raden Adjeng Kartini   Raden Adjeng Kartini adalah s alah satu pahlawan paling fenomenal di Indonesia. Beliau juga dari kalangan  priyayi  atau kelas bangsawan Jawa. Ayahnya bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Raden Adjeng Kartini adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Raden Adjeng Kartini dapat dilacak hingga Hamengkubuwana VI. Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat pada mulanya hanyalah seorang wedana di Mayong. Saat kolanial berkuasa, mereka telah merubah sistem sistem yang sudah ada. Hingga akhirnya mau tidak mau Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat harus mematuhi peraturan kolonial. Peraturan waktu itu mengharuskan seorang bupati ber...