TELADAN PEMIKAT
Kia H. Asrori Ibrohim dalam mengelola Madrasah
Diniyah Tarbiyatul Ulum (MTU) sangat lihai dalam segala bidang. Waktu beliau
menjabat sebagai kepala Madrasah Diniyah Tarbiyatul ulum banyak sekali hal yang
beliau lakukan dalam mengembangkan dan memberikan suritauladan kepada
ustad-ustad dan santri santrinya. Ketika waktu kegiatan asrama pondok usai dan
berlanjut dengan ke kegiatan Madrasah beliau selalu berkeliling kelas dengan
tujuan untuk mengontrol kegiatan belajar mengajar di MTU. Jika saat beliau
mengontror kelas perkelas itu ada salah satu kelas yang ustadnya belum datang
atau tidak hadir maka belia memasuki kelas tersebut serta mengajar
santri-santri yang ada dikelas. Tatkala tidak ada kelas yang kosong maka beliau
pergi menuju kantor MTU. Sesamapainya dikantor beliau juga tidak mengerjakan
apa-apa sampai kegiatan belajar mengajar usai. Seusainya kegiatan belajar
mengajar MTU belia tidak langsung pulang tetapi beliau malah berbincang-buncang
dengan ustad-ustad yang masuk waktu itu. Pembicaraan mereka hanya bercanda tawa
dan bersendagurau, tujuan dari itu semua untuk menjalin hubungan tali ikatan
silaturahmi baik Kiai maupun ustad MTU tanpa harus memilah ini itu.
Dengan kepandain
beliau dalam meramu talisilatu rahmi yang seperti itu, maka terciptalah hubungan
keharmonisan dalam suatu keluarga tanpa disadari dari pribadi individu masing-masing.
Dari jalinan hubungan itulah semuanya merasa ter ayomi oleh sikap ke bijaksanaanya
Kia H. Asrori Ibrohim. Tidak hanya hanya waktu KBM di MTU saja tetapi ada hal
lain dalam beliau memberikan tauladan kepada semua santrinya. Alkisah suatu
hari terus berputa selalu silih berganti sampai jarum jam pun menunjukak angka
12: 30 WIB dan waktu itu menunjukkan bahwa ibadah sholat dhuhur sudah bias
dikumandangkan dan dikerjakan. Tapia pa yang dilakukan kia Asrori Ibrohim
beliau tidak langsung sholat dhuhur tetapi beliau menunggu santri-santrinya
pulang sekolah dari sekolahan formal.
Sambil menunggu santri-santrinya beliau
mengerjakan kegiatan rumah dengan paiakan celana seperempat dengan memakai baju
singlet (baju dalam) sambil kukur-kukur lutut. Kegiatan itu berlangsung
kira-kira sampai jam 13:30 WIB, karena waktu itu santri-santri sudah berada
dipondok. Setelah santri-santri semuanya berada di lingkungan pondok Kia Asrori
Ibrohim mengajak keluarga dan semua santrinya tanpa terkecuali untuk melakukan
sholat dhuhur berjamaah. Dalam ajakan beliau, beliau selalu berkeliling asrama
dengan menotok pintu perkamar dengan akiknya (cincin) yang melingkar dijari
manisnya serta ucapan jama’ah-jama’ah. Mendengan cirikah totokan pinti dari
beliau semua santri langsung berhamburan turun kemushola untuk melaksnakan
sholat berjamaah tanpa terkecuali dan jika ada salah satu dari santri tidak
berjamaah maka ia akan sungkan dengan sendirinya.
Comments
Post a Comment