Skip to main content

MEMAHAMI DARI APA

 MEMAHAMI DARI APA


Kehidupan ini memang rumit dan penuh dengan teka teki yang tak mungkin setiap manusia bisa memahami dari apa yang Allah Swt berikan kepada seluruh umat manusi. Allah Swt telah merahmati dan menghendaki apa yang telah ada didunia ini baik itu hewan, tumbuhan bahkan manusia. Semuanya Allah rahmati tanpa satu pun terkecuali, semuanya mendapatrahmat dari Allah Swt. Seperti halnya pak Suyat ini, beliau adalah seorang  laki-laki yang tangguh nan sabar dalam menjalani kehidupan ini. Kenapa seperti itu ?.... Karena pak Suyat dalam kehidupan hanya seorang diri tanpa ada istri anak yang mendampingi di saat usinya semakin senja. Suyat sendiri memiliki nama lengkap Sugiyat itulah nama aslinya. Tetapi masyarakat setempat sering memangil namannya dengan nama pak Ratu. Menurut penuturan pak RT setempat, dahulu kehidupan pak suyat tidak seperti itu, ia sejak kecil hingga dewasa terkenal dengan ke dermawanannya, kenapa dipangil pak Ratu ?.... karena dikampung sini dahulu belum begitu banyak yang memiliki sepedah seperti sekarang ini, waktu itu hanya pak suyat yang memiliki sepeah ontel dengan merek Ratu, kemana-mana suyat sesalu membawa sepedahnya hingga warga setempat memanggilnya dengan nama bapak ratu.

Suyat adalah seorang kakek yang tinggal di Dusun Duwet RT 004 RW 002 Desa Wates Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung. Beliau hidup sendiri dirumah yang sederhana, dinding rumahnya terbuat dari anyaman bambu (Gedek). Beliau dahulu tinggal bersama istrinya, namun sang istri telah meningalkan beliau sejak tahun 1980 an (+ hampir 40 tahun). Perpisahan beliau dengan suaminya bukan masalah ekonomi akan tetapi faham dalam memahami agama Islam, itulah yang menjadikan runtuhnya rumah tangga beliau. Karena beliau faham ahlus sunnah wal jamaah, sedangkan istrinya memiliki faham lain yang diluar faham ahlus sunnah wal jamaah. Semenjak rumah tangganya runtuh, beliau mengalami gangguan jiwa. Walaupun mengalami kelainan pada normalnya orang beliau tetap semangat tuk menjalani hidup ini. Dalam memenuhi kebutuhan poko beliau tak pernah mengantungkan hidupnya pada uluranntangan oranglain, akan tetapi beliau selalu berusaha semampunya dalam memenuhi kebutuhannya sehari hari.

Untuk memenuhi kutuhan hidup beliau mencari kayu bakar, namun kayu bakar tersebut didapat bukan dari hutan melainkan dari pemberian tetangganya. Pemberian itu diberikan secara cuma-cuma karena kayunya itu bekas pohon yang di tebang dalam bahasa jawanya (tungak kayu), tungak kayu tersebut sebelum dijual membutuhkan proses yang panjang untuk sampai bisa menjadi uang. Dari hasil penjualan  kayu tersebut beliau tidak mematok dengan harga tinggi akan tetapi masalah harga beliau serahkan kapada konsumen. Karena konsumennya itu ia tetangganya sendiri yang menjadi langananya beliau. Beliau selalu makan seadanya, walaupun hanya satu kali sehari. Terkadang ada tetangga yang mengirimi beliau makanan namun tidak setiap hari. Pemerintah desa setempat pun juga tidak setiap bulanya memberi bantuan kepada beliau, terkadang berupa uang/sembako. Dalam penerimaan bantuan yang berupa uang akan dikelola oleh pak RT selaku pejabat desa yang berwewenang. Untuk kebutuhan Suyat, langsung saya belikan apa yang menjadi kebutuhan pokok suyat seperti beras, mie dan seterusnya. Suyat itu kalau diberi bantuan berupa uang bukan untuk digunakan kebutuhan setiap harinya namun ia berikan orang-orang yang ia rasa baik, tutur pak RT.

Kondisi rumah beliau sangatlah sederhana, satu petak rumah kurang lebih  (+ 4 M2) yang mana dinding rumahnya terbuat dari anyaman bambu (Gedek) dan lantainya masih berupa tanah. Sekat rumah yang hanya menggunakan kain. Kamar mandi kecil dan kurang layak, bagaimana tidak ?... ketika beliau mandi harus mengambil air dari sumur dengan cara menimba, kamar mandinya pun tanpa penutup, tak ada WC tuk buang air besar. Beliau dalam membuang hajat terkadang menumpang WC dirumah tetangga. Pada waktu musim hujan tiba, banyak sekali titik-titik genting yang bocor, sehingga air hujan masuk rumah dan jika hujan tidak kunjung reda maka mengakibatkan genangan air hujan di dalam rumah beliau.

Dari sini yang menurut penulis unik itu bukan soal rumahnya yang reot atau apalah. Keunikan dari pak Suyat/Ratu itu adalah sifat kedermawaannya itu, yang mana beliau memiliki latar belakang keterbelakangan dimana ia hidup tidak normal seperti orang-orang pada umumnya, namun beliau memiliki sifat yang dermawan dalam bersedekah. Beliau memilih hidup sederhana, walau keadaan seperti ini ya perlu disyukuru. Karena semuanya ini pemberian Allah Swt, susah senang  itu kehendak dari Allah Swt, tinggal kita sebagai manusia menyikapi dari hasil yang yata yaitu dohiriahnya. Memang dohirnya beliau kurang normal namun hati nuraninya telah menuntun beliau kepada hal kebaikan.

Kita sebagai orang yang normal semestinya kita prihatin terhadap naksip kita yang sering lupa akan ajaran Nabi Muhammad Saw yang telah mengajarkan berbuat baik terhadap sesama umat manusia. Kita seringnya mengabaikan dari ajaran jeng Nabi Muhammad Saw  dalam hal kebaikan. Kita juga sering tak mau tau dengan keadaan tetangga kita bahkan sering mengejek kehidupan orang pingiran. Kita sering merasa bahwa jerih payah yang kita adapat semuanya seolah-olah hasil kerja keras kita sendiri. Kita sering lupa bahwa semuanya ini hanyalah titipan dari Allah Swt. Walau pun beliau seperti itu penulis salut terhadap hati nurani yang beliau miliki. Semoga apa yang beliau lakukan bisa menjadi cermin kita tuk berbuat baik terhadap sesama umat manusia.

Pon.Pes.Panggung Putra Tulungagung, 08 Agustus 2020

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

K.H. Asrori Ibrohim Pendiri Pondok Pesantren Panggung Tulungagung

K.H. Asrori Ibrohim Pendiri Pondok Pesantren Panggung Tulungagung K.H. Asrori Ibrohim adalah salah satu tokoh ulama Tulungagung sekaligus   pendiri   pondok pesantren Panggung Tulungagung, K . H. Asrori Ibrahim seorang ulama’ yang faqih, ‘abid, sederhana ‘alim ‘allamah yang sudah bergelut dengan getir dan pahitnya perjalanan kehidupan. K . H. Asrori Ibrahim terkenal dengan kesabarannya dalam memecahkan sebuah masalah yang dihadapi pada kala waktu itu, K . H. Asrori Ibrahim orangnya suka bersilaturahmi kesantri-santrinya dan masyarakat sekitar. [1] Keagungan seorang kiai yang benar-benar dekat dengan Allah Swt, hingga akhir hayatnya pun akan terus terkenang sepanjang masa dan akan terus terasa hidup bagi mereka yang mencintai dan menyayangi kekasiah Allah Swt. Dalam kitab Baghyatul Mustarsyidin halaman 97, diterangkan bahwa Rasulullah Saw bersabda : Barangsiapa mencatat biografi seorang mukmin maka sama halnya ia menghidupi kembali orang mukmin tadi, barangsiapa ...

TELADAN PEMIKAT

TELADAN PEMIKAT        Kia H. Asrori Ibrohim dalam mengelola Madrasah Diniyah Tarbiyatul Ulum (MTU) sangat lihai dalam segala bidang. Waktu beliau menjabat sebagai kepala Madrasah Diniyah Tarbiyatul ulum banyak sekali hal yang beliau lakukan dalam mengembangkan dan memberikan suritauladan kepada ustad-ustad dan santri santrinya. Ketika waktu kegiatan asrama pondok usai dan berlanjut dengan ke kegiatan Madrasah beliau selalu berkeliling kelas dengan tujuan untuk mengontrol kegiatan belajar mengajar di MTU. Jika saat beliau mengontror kelas perkelas itu ada salah satu kelas yang ustadnya belum datang atau tidak hadir maka belia memasuki kelas tersebut serta mengajar santri-santri yang ada dikelas. Tatkala tidak ada kelas yang kosong maka beliau pergi menuju kantor MTU. Sesamapainya dikantor beliau juga tidak mengerjakan apa-apa sampai kegiatan belajar mengajar usai. Seusainya kegiatan belajar mengajar MTU belia tidak langsung pulang tetapi beliau malah berbincang-b...

KOK DILEMA SIH

 KOK DILEMA SIH      Lama tak jumpa dalam dunia tarian rasanya aneh. Dimana bus patas yang silih berganti selalu berdatangan dihalte. Tapi kenapa ia tak kunjung naik padahal bus itu sudah beberapa jam mangkal di halte untuk menunggu penumpangnya. Memang busnya tak seperti biasanya tapi bisa dinaiki, namun mereka tak mau menaiki dengan berbagai pertimbangan yang seabrek sampai-sampai busnya sudah pergi mungkin sudah berjarak 150 Km. Begitu juga dengan hal menulis.       Dimana mereka pandai menulis namun karena terkendala dengan berbagai aktifitas yang seabrek akhirnya ia memutuskan untuk berhenti sejenak, zona nyaman pun telah menghampiri ia, namun ia resah ia merenung berjam-jam di bawah pohon sambil berguma pada dirinya sendiri "ada apa dengan diri ku ini?, kenapa aku sulit menuangkan ide pada secarik kertas yang putih mulus ini? Ada apa dengan otak ku kenapa tak bisa berfikir seperti waktu itu?.... Hari demi hari telah terlewati sampai pada akh...