Skip to main content

CINTA TERHALANG FEODALISME

 CINTA TERHALANG DINDING FEODALISME



     Apik betul alur cerita Marto yang menyukai Ningsih. Marto adalah laki-laki desa yang dipandang dari segi perekonomian menengah kebawah. Dalam hal pendidikan Marto belum bisa menyelesaikan pendidikan layaknya sarjanawan, namun Marto memiliki jiwa yang besar bahwa suatu saat nanti ia bisa seperti sarjana, namun sayang kehidupannya perekonomianya tetap diambang garis kemiskinan. Hari demi hari telah dijalani Marto dengan ikhlas hingga sampailah Marto kenal anak tetangga, hampir sama naumun ada perbedaan sedikir masalah pendidikan. Namun itu bukan menjadi masalah. 

      Saat Marto kenal dengan anak tetangga yang bernama Ningsih. Marto seolah-olah mempunyai pandangan yang positif namun pandangan itu semu. Semasa satu sama lainya menjalin asmara yang begitu mengebu-gebu sampai merasuk jiwa yang begitu melekat. Namun sayang asmaranya putus di ujung tebing yang menjulang tinggi. Orang tua Ningsih tak begitu merestui hubungan mereka, karena orang tua Ningsih tak mengingankan mantu yang memiliki penghasilan perekonomian di garis kemiskinan. Alasan itulah yang menjadikan orang tua Ningsih bersikukuh atas apa yang telah di putuskan. 

     Orang tua mana yang tak menginginkan anaknya bahagia dengan setatus ekonomi yang mapan. Suatu hari ketika senja, datanglah seorang pemuda yang gagah perkasa dengan jalan tegap. Pemuda itu sudah lama meningalkan kampung halamnya dan kini dia pulang dengan membawa sejuta harta yang melimpah. Pemuda itu pulang dengan tujuan ingin mencari istri untuk pendamping hidupnya. Pemuda itu ternyata tetangganya Ningsih, yang sejak kecil merantau diluar kota. Semenjak kedatangan pemuda itu terdengarlah desas- desus bahwa ia sedang mencari istri. 

     Tanpa berpikir panjang Orang tua Ningsih menanyanya, apakah benar kabar yang bapak dengan dari masyarakat sekitar, ia menjawab, ia bapak saya memang mencari calon istri. Kemudian Bapak Ningsih menyuruh pemuda itu untuk datang kerumah dengan tujuan ingin mengenalkan anaknya pada pemuda itu. Walaupun, orang tua Ning sih tau bahwa anaknya mencintai pemuda miskin yang bernama Marto, namun orang tuannya Ningsih menghiraukan akan kasmaran anaknya. Orang tua menginginkan supaya kehidupan anaknya lebih baik  dari pada kehidupan orang tuanya. 

    Dalam cerita di atas bila ditarik dalam pemahaman feodalisme kemungkinan bisa masuk kategori karena dalam penggunaan bahasa sehari-hari, seringkali kata feodalisme digunakan untuk merujuk pada perilaku-perilaku negatif yang mirip dengan perilaku para penguasa yang lalim, seperti 'kolot', 'selalu ingin dihormati', atau 'bertahan pada nilai-nilai lama yang sudah banyak ditinggalkan'.

    Apa itu, feodal ? Istilah feodal atau feodalisme pertamakali dipopulerkan pada abad ke 17 . Dalam kamus politik, feodalisme adalah struktur pendelegasian kekuasaan sosialpolitik yang dijalankan kalangan bangsawan/monarki untuk mengendalikan berbagai wilayah yang diklaimnya melalui kerja sama dengan pemimpin-pemimpin lokal sebagai mitra. Cerita diatas antara Marto dan Ningsih ini di ibaratkan rakyat jelata yang tak memiliki apa-apa. Saat mereka harus taat dan patuh pada orang tua nya apalah adaya yang bisa mereka lakukan. Karena hal itulah yang membuat Ningsih mengadaikan cintanya demi kepatuhan kepada orang tua, namun orang tuanya sendiri menghiraukan akan cintanya anaknya kepada pemuda lain. 

    Orang tua menginginkan anaknya dipandang orang yang mampu serta berkelimangan harta dengan mengesampinkan jeritan cinta dalam relung hati Ningsih. Begitu juga dengan Marto yang tertindas akan ucapan orang tua Ningsih, walaupon Marto mencintanya dengan sejuta pengorbananya namun sia-sia saja. Ia akan di pandang orang tidak punya serta mudah untuk dikendalikan orang lain jika ia tak memiliki apa-apa. Seperti halnya Orang tua Ningsih yang memiliki Ningsih secara penuh yang bisa semena-mena dengan Marto pemuda miskin yang memiliki naksip yang beruntung.

    Injlah kehidupan yang harus dialami setiap insan yang tidak sejalan dengan angan-anganya. Makanya berusahalah untuk meluluhkan nafsu akan diri mu supaya kamu tau akan kenikmatan dunia ciptaan Allah ini.

Tulungagung, 03 Oktober 2020 

Comments

Popular posts from this blog

K.H. Asrori Ibrohim Pendiri Pondok Pesantren Panggung Tulungagung

K.H. Asrori Ibrohim Pendiri Pondok Pesantren Panggung Tulungagung K.H. Asrori Ibrohim adalah salah satu tokoh ulama Tulungagung sekaligus   pendiri   pondok pesantren Panggung Tulungagung, K . H. Asrori Ibrahim seorang ulama’ yang faqih, ‘abid, sederhana ‘alim ‘allamah yang sudah bergelut dengan getir dan pahitnya perjalanan kehidupan. K . H. Asrori Ibrahim terkenal dengan kesabarannya dalam memecahkan sebuah masalah yang dihadapi pada kala waktu itu, K . H. Asrori Ibrahim orangnya suka bersilaturahmi kesantri-santrinya dan masyarakat sekitar. [1] Keagungan seorang kiai yang benar-benar dekat dengan Allah Swt, hingga akhir hayatnya pun akan terus terkenang sepanjang masa dan akan terus terasa hidup bagi mereka yang mencintai dan menyayangi kekasiah Allah Swt. Dalam kitab Baghyatul Mustarsyidin halaman 97, diterangkan bahwa Rasulullah Saw bersabda : Barangsiapa mencatat biografi seorang mukmin maka sama halnya ia menghidupi kembali orang mukmin tadi, barangsiapa ...

TELADAN PEMIKAT

TELADAN PEMIKAT        Kia H. Asrori Ibrohim dalam mengelola Madrasah Diniyah Tarbiyatul Ulum (MTU) sangat lihai dalam segala bidang. Waktu beliau menjabat sebagai kepala Madrasah Diniyah Tarbiyatul ulum banyak sekali hal yang beliau lakukan dalam mengembangkan dan memberikan suritauladan kepada ustad-ustad dan santri santrinya. Ketika waktu kegiatan asrama pondok usai dan berlanjut dengan ke kegiatan Madrasah beliau selalu berkeliling kelas dengan tujuan untuk mengontrol kegiatan belajar mengajar di MTU. Jika saat beliau mengontror kelas perkelas itu ada salah satu kelas yang ustadnya belum datang atau tidak hadir maka belia memasuki kelas tersebut serta mengajar santri-santri yang ada dikelas. Tatkala tidak ada kelas yang kosong maka beliau pergi menuju kantor MTU. Sesamapainya dikantor beliau juga tidak mengerjakan apa-apa sampai kegiatan belajar mengajar usai. Seusainya kegiatan belajar mengajar MTU belia tidak langsung pulang tetapi beliau malah berbincang-b...

KOK DILEMA SIH

 KOK DILEMA SIH      Lama tak jumpa dalam dunia tarian rasanya aneh. Dimana bus patas yang silih berganti selalu berdatangan dihalte. Tapi kenapa ia tak kunjung naik padahal bus itu sudah beberapa jam mangkal di halte untuk menunggu penumpangnya. Memang busnya tak seperti biasanya tapi bisa dinaiki, namun mereka tak mau menaiki dengan berbagai pertimbangan yang seabrek sampai-sampai busnya sudah pergi mungkin sudah berjarak 150 Km. Begitu juga dengan hal menulis.       Dimana mereka pandai menulis namun karena terkendala dengan berbagai aktifitas yang seabrek akhirnya ia memutuskan untuk berhenti sejenak, zona nyaman pun telah menghampiri ia, namun ia resah ia merenung berjam-jam di bawah pohon sambil berguma pada dirinya sendiri "ada apa dengan diri ku ini?, kenapa aku sulit menuangkan ide pada secarik kertas yang putih mulus ini? Ada apa dengan otak ku kenapa tak bisa berfikir seperti waktu itu?.... Hari demi hari telah terlewati sampai pada akh...