Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2020

DETAK 05:01 WIB

DETAK 05:01 WIB   Jam dinding pun berdetak dengan pelan layaknya detak jantung yang selalu terus berdetak setiap menitnya. Masih pagi buta yang beriring udara dingin yang menyelimuti permukaan bumi dan masih berdetakkan jantun-jantung di persingahanya masing-masing. Mereka masih menikmati kasur empuk dan selimut hangat yang masih menempel diantara kulit dan jantung. Walau adzan subuh berkumandang mengelegar seantero jagat raya, namuan mereka ada yang langsung bergegas menuju tempat peribadatan namun masih ada juga yang engan untuk beranjak dari selimut yang membalut dalam dekapan kehangatan. Jam dinding pun terus berputar alaram-alam berbunyi nyaring menandakan waktu pagi akan usai, beriring bunyi alarem yang bebarengan dengan pesan masuk dari handpone yang didalamnya banyak fitur untuk kemudahan umat manusia di era milenial seperti sekarang ini. Ada sebuah fitur WhatSapp yang mana didalamnya ada beberafa fitur untuk mempermudah komunikasih, ada pesan individu atau kelompok nam

PADAM

PADAM Padam  bukanlah malam yang gelap gulita atau pun masa depan yang suram namun pada adalah periatirahatan sebentar disaat orang-orang sibuk bekerja didepan komputer yang menari begitu asyik laksana kerja tak ada henti. Disaat padamnya istrik itulah bisa dibuat untuk istirahat sejenak tuk memalingkan muka terhadap benda yang namanya komputer. Memang pemadaman bagi sebagianmanusia itu menakutkan karena gelap dan tak terlihat oleh pandangan mata. Padamnya listrik membhat jiwa ini gupoh dalam segala hal karena pekerjaan yang semestinya selesai akhirnya terbengkalai oleh padamnya listrik dan itulah sisi negatifnya namun jika diambil sisi positifnya kita bisa mengistirahatkan sejenak otak yang sedaritadi bekerja tanpa henti dan berkat padamnya listri kita bisa mengistirahatkan anggota badan yang sudah letih payah, jika sudah di penghujung hari yang akan berganti menjadi gelap. Tingal darimana kita menyikapi apa yang telah terjadi dalam kehidupan ini. Apakah mengambil prasangka negatif at

SANTRI MAHA KARYA KIAI

SANTRI MAHA KARYA KIAI           Pesanren bukanlah tempat orang yang kolot, minim pengetahuan. Pesantren adalah wadah untuk para kaum santri diajar dan mengajar, karena di pesantrenlah santri adalah maha karya kia. Dimana santri wajib memegang teguh dedikasi dan loyalitas dari kiai untuk bangsa dan negara. Hal itu menjadi visi utama kiai mendidik santri-santrinya untuk mengabdi kepada negeri. Santri menjadi karya kiai tatkala ia mengabdi pada negeri, membangun kedaulatan, kemandirian, keadilan, dan kemakmuran negeri secara berkelanjutan serta mampu menempatkan negeri sebagai mercusuar dunia.           Seroang kiai memang harus menorahkan karya sejarah tuk peradaban dunia ini tapi tatkala kia tak mampu menghasilkan karya tuk menorehkan sejarah dunia, kiai hanya cukup mendidik santri-santri secara telaten. Melalui ketelatenannya dalam mendidik santri maka itulah manifestasi kiai terhadap duniai ini, karena santri maha karya kiai.  Melalui konsolidasi gerakan kaum santri, menempa berbagai

BU NYAI HJ. FAZA FAIZATUL UMMAH

BU NYAI HJ. FAZA FAIZATUL UMMAH Bu Nyai Hj. Faza faizatul Ummah lahir di Banyuwangi, 10 Juli 1979, dari pasangan suami istri Imam Baidlowi Askandar bin K.H. Askandar (Abdul Halim) dan Hj. Nur Azizah Binti H. Zaini, tepatnya di Pondok Pesantren Manbaul Ulum Berasan, Wringin Putih, Mancar, Banyuwangi. Bu Nyai Hj. Faza faizatul Ummah adalah seorang yang dituwakan diantara mantu-mantunya K.H. Asrori Ibrohim untuk mengelola Pondok Pesantren Panggung Putri Tulungagung. Bu Nyai Faza faizatul Ummah dikaruniyai oleh Allah Swt 6 anak yaitu; 1.       Alza Anisa Nidaa’an Khofiyya 2.       Nayla Fatimah Az Zahra 3.       Nadivatul Baidlo’ 4.       Jasmin Amira Mumtas 5.       M. Ibrohim Askandar 6.       M. Zidan Hilmi   Bu Nyai Faza faizatul Ummah dalam Pondok Pesantren Panggung Putri Tulungagung sering di pangil dengan sebutan Umi Faiz, Karena dari Ibunya Umi Faiz sendiri cara memangilnya pun juga Umi, bahkan dari Dzurriyyah Bani As

KESUKAAN ZIARAH KUBUR

KESUKAAN ZIARAH KUBUR K.H. Asrori Ibrohim,   selama ini dikenal sebagai sosok pemimpin yang toleran. Dibalik kearifanya K.H. Asrori Ibrohim mempunyai kesukaan yang tidak biasa dilakukan oleh orang lain. Kesukaan K.H. Asrori Ibrohim itu adalah ziarah makam ulama’ dan leluhur. Karena bagi seorang muslim yang hidup di negara kesatuan republik indunisia pastilah tidak asing dengan yang namanya ziarah kubur, dimana ziarah kubur ini sudah menjadi kebiasaan berziarah ke makam, baik makam orang tua, habib, ulama’ dan pendiri bangsa. K.H. Asrori Ibrohim juga mengutarakan bahwa tradisi berziarah kemakam adalah kebiyasaan turun temurun dari zaman Rasulullah Saw hingga sekarang. Dalam ziarah makam terdapat sebuah pesan terpenting adalah mengingatkan bahwa yang bernyawa akan kembali kepada-Nya lewat kematian. Tujuan diadakan rutinan ziarah kamam itu agar kita mengingat kematian bahwa ternyatao orang hidup bakal mati. Selain itu berziarah ke makam akan memberikan edukasi bagi santri-santri untuk

NAHKODA SANTRI

NAHKODA SANTRI   Dahulu sebelum ajaran Islam datang di tanah jawa semua mengenal adanya Tuhan akan tetapi Tuhan pada zaman dahulu adalah sesuatu yang tidak abadi. Sejauh mata memandang semuanya tidak ada yang berubah dan seiring dengan perubahan zaman   semuanya telah berubah. Dimana semua itu digantikan dengan kulturasi perpaduan antara agama Islam dan budaya, disitulah kemungkinan pondok pesanten lahir dari mengadopsi perpaduan beberapa budaya. Konon, istilah pesantren katanya berasal dari kata “santri” yang berarti murid yang kemudian diberi imbuhan pe-an menjadi pe-santri-an dan kemudian orang menyebutnya menjadi pesantren, sedangkan istilah pondok itu katanya berasal dari Bahasa Arab yaitu funduq yang berarti asrama atau tempat penginapan. “pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama islam dengan menekankan pentingnya moral agama islam sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari”. Kalangan Pondok Pesant

Sejarah Singkat Sekolah Dasar (SD) Islam Al-Munawwar

Sejarah Singkat Sekolah Dasar (SD) Islam Al-Munawwar             Pada Tahun 1994 terkenal berdiri lembaga sekolah swasta, yang didirikan oleh lembaga non formal seperti yang didirikan oleh Pondok Pesantren dan juga oleh Madrasah Diniyah. Maka Remas Masjid Agung Al-Munawwar Tulungagung merasa tertantang dan ingin mendirikan hal yang serupa. Ide tersebut tenyata direspon juga   dan ditanggapai dengan baik oleh semua pihak, termasuk Ta’mirnya. Maka secara resmi Masjid Agung Al-Munawwar Tulungagung   mempunyai lembaga pendidikan   yang awal mulanya hanya Play Group Maka Bediri pula Sekolah Dasar (SD) Islam Al-Munawwar yang bertempat di Masjid Agung Al-Munawwar Tulungangung Play Goup, TK dan Sekolah Dasar (SD) Islam Al-Munawwar mengalami perkembangan yang sangat pesat setelah berjalan beberapa tahun. Hal tersebut dapat terlihat   dari jumlah peserta didik yang semakain bertambah   dan terus bertambah sampai menjadi ratusan peserta didik. Dan mulai saat itu pula permasalahan muncul baik

SETATUS GANDA SANTRI

SETATUS GANDA SANTRI   Pondok Pesantren Panggung Tulungagung saat ini diasuh oleh Nyai Hj. Asrori Ibrohi. Meskipun beliau sudah berusia lanjut tetapi semangat dalam membina santri-santrinya sungguh luar biasa, selain itu beliau juga dibantu putra dan puntrinya (Gus dan Ning). Dalam mengembangkan eksistensi Pondok Pesantren Panggung Tulungagung, beliau sangat antusias dalam mendampingi para santri putra maupun putri untuk mempersiapkan mental mereka sebelum mereka siap untuk terjun kemasyarakat . Sehingga Keluarga Besar Pondok Pesantren Panggung Tulungagung berharap kedepannya santri-santri tersebut siap tatkala dibutuhkan masyarakat, ilmunya berguna khusus bagi dirinya sendiri dan umumnya bagi masyarakat. Pondok Pesantren Panggung Tulungagung memiliki asrama/pondokan untuk santri  putra sebanyak 6 asrama tiap-tiap asrama terdiri dari 4 kamar dan untuk santri putri tidak ada istilah asrama tetapi yang ada kamar yang berjumlah 8 kamar dan satu kamar untuk para pengurus terpis

WAKTU BERLALU MENYISAKAN KENANGAN

WAKTU BERLALU MENYISAKAN KENANGAN   Langgar Panggung berdiri kokoh, persis di selatannya perempatan   TT kurang lebih 50 Meter areka tengah kabupaten Tulungagung. Kubahnya yang nyaris menyerupai bola raksana dan menaranya yang berwarna putih seperti dengan ramah menyambut penulis, yang baru saja menapakkan jejek kaki di bumi tulungagung. Kala itu jarum jam menunjukkan pukul 7 (tujuh) malam. Sejumlah orang, meski tidak terkesan ramai, masih lalu-lalang di pusat kabupaten itu.   Bagunan ruko-ruko etnis Cina yang berjajar rapi di depan Pondok Pesantren Panggung dahulu kusam, dan seiringnya perubahan zaman ruko-ruko itu mendapatkan banyak sapuan perubahan atau perbaikan. Sentra-sentra etnis Cina dengan bangunan kuno yang khas , dengan tembok yang tinggi, masih mudah kita dapatkan dimana-mana. Inilah, memang, (salah satu )kantong cina di pulau jawa. Berada di utaranya Pondok Pesantren Panggung di pusat Kabupaten Tulungagung, kita akan mendapat kesan yang luar diasa, karena di sebelah

TELADAN PEMIKAT

TELADAN PEMIKAT        Kia H. Asrori Ibrohim dalam mengelola Madrasah Diniyah Tarbiyatul Ulum (MTU) sangat lihai dalam segala bidang. Waktu beliau menjabat sebagai kepala Madrasah Diniyah Tarbiyatul ulum banyak sekali hal yang beliau lakukan dalam mengembangkan dan memberikan suritauladan kepada ustad-ustad dan santri santrinya. Ketika waktu kegiatan asrama pondok usai dan berlanjut dengan ke kegiatan Madrasah beliau selalu berkeliling kelas dengan tujuan untuk mengontrol kegiatan belajar mengajar di MTU. Jika saat beliau mengontror kelas perkelas itu ada salah satu kelas yang ustadnya belum datang atau tidak hadir maka belia memasuki kelas tersebut serta mengajar santri-santri yang ada dikelas. Tatkala tidak ada kelas yang kosong maka beliau pergi menuju kantor MTU. Sesamapainya dikantor beliau juga tidak mengerjakan apa-apa sampai kegiatan belajar mengajar usai. Seusainya kegiatan belajar mengajar MTU belia tidak langsung pulang tetapi beliau malah berbincang-buncang dengan ustad

MISTERI TAMBAK PANGGUNG

MISTERI TAMBAK PANGGUNG     Pondok Pesantren Panggung Tulungagung dahulu memiliki tambak ikan yang cukup luas. Tambak tersebut berada di wilayah Desa Sobontoro Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung. Konon dahulu tambak ikan, dibeli dengan uang koperasi Pondok Pesantren Panggung Tulunggagung, yang saat itu pengelolanya koprasi adalah ustadz Mustamar. Adapun denah arah lokasi tambak ikan, berada di dekatnya Sekolah Menengah Kejuruan Veteran (SMK Veteran). Jika diawali dari perempatan pasar burung mbeji, itu ke arah barat lurus sampai menemukan perempatan, yang mana jika ke selatan menuju SMK Veteran, itu masih kebarat kira-kira jaraknya 500 M sampai ketemu gang keselatan kira-kira 50 M, sudah sampai tambak ikan. Jika santri Pondok Pesantren Panggung Tulunggagung akan ketambak ikan mereka kesana mengendarai sepah “ontel” dan sesampainya disana mereka tidak langsung sampai kelokasi tambak ikan tetapi mereka menuju rumah Bapak Dul Rasit untuk menitipkan sepedah mereka. Sepedah di

K.H. Asrori Ibrohim Pendiri Pondok Pesantren Panggung Tulungagung

K.H. Asrori Ibrohim Pendiri Pondok Pesantren Panggung Tulungagung   K.H. Asrori Ibrohim adalah salah satu tokoh ulama Tulungagung sekaligus   pendiri   pondok pesantren Panggung Tulungagung, K . H. Asrori Ibrahim seorang ulama’ yang faqih, ‘abid, sederhana ‘alim ‘allamah yang sudah bergelut dengan getir dan pahitnya perjalanan kehidupan. K . H. Asrori Ibrahim terkenal dengan kesabarannya dalam memecahkan sebuah masalah yang dihadapi pada kala waktu itu, K . H. Asrori Ibrahim orangnya suka bersilaturahmi kesantri-santrinya dan masyarakat sekitar. [1] Keagungan seorang kiai yang benar-benar dekat dengan Allah Swt, hingga akhir hayatnya pun akan terus terkenang sepanjang masa dan akan terus terasa hidup bagi mereka yang mencintai dan menyayangi kekasiah Allah Swt. Dalam kitab Baghyatul Mustarsyidin halaman 97, diterangkan bahwa Rasulullah Saw bersabda : Barangsiapa mencatat biografi seorang mukmin maka sama halnya ia menghidupi kembali orang mukmin tadi, barangsiapa membaca